BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pendidikan pada dasarnya merupakan upaya untuk
mempersiapkan manusia guna menghadapi berbagai tantangan perubahan yang terjadi
sesuai dengan tuntutan zaman, sekaligus merupakan
upaya untuk menjamin kelangsungan eksistensi kehidupan manusia itu sendiri.
Dengan melalui pendidikanlah hingga saat ini manusia telah mampu mempertahankan
eksistensinya dan terus menerus menuju peradaban yang semakin maju dan
kompleks.
Manusia
menggunakan akalnya untuk berusaha mendapatkan pendidikan yang
setinggi-tingginya. Pendidikan merupakan pilar utama untuk membentuk manusia
seutuhnya. Tetapi ada juga sebagian dari mereka menyalahgunakan pendidikan yang
mereka dapatkan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Untuk mencapai kebutuhannya
mereka tidak menggunakan moral dan etika dalam bekerja. Sehingga rasa saling
menghargai dan menghormati antar sesama manusia tidak diperhatikan lagi. Oleh
karena itu,banyak terjadi penyimpangan sosial baik yang disadari maupun tidak
disadari yang terjadi di masyarakat yang mengakibatkan kerugian
baik materi maupun nonmateri.
B. Rumusan
Masalah
1) Bagaimana
penerapan sistem pendidikan yang tepat dalam memanusiakan manusia melalui
pendidikan?
2) Apa upaya dalam
membentuk manusia yang terdidik dan memiliki nilai-nilai moral?
3) Apa dampak dari
penyalahgunaan pendidikan yang dilakukan oleh orang yang memiliki status di
masyarakat?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Pendidikan dalam Memanusiakan
Manusia
Sistem pendidikan yang ada di negeri
ini sepertinya sistem yang masih tambal sulam. Padahal di negeri ini tidak
kurang akan orang-orang yang katanya pintar buktinya profesor banyak, doktor
apalagi belum yang bergelar master dan sarjana tak terhitunglah. Upaya
pemerintah untuk perbaikan sistem pendidikan masih berjalan setengah-setengah
belum lagi adanya "orang-orang lama" yang menghendaki "status
quo" tetap berjalan. Dimana sebenarnya ditingkat pengambil kebijakan sudah
ada kesepakatan-kesepakatan yang terlihat sangat berpihak pada rakyat
katakanlah. Namun, ternyata ditingkatan bawah atau ditingkatan pelaksana yang
sudah tersistemkan dengan sistem lama yang sama sekali berbeda dengan sistem
yang baru masih menerapkan cara-cara lama sehingga banyak sekali kesepakatan
dan kebijakan yang begitu merakyat ditingkatan pengambil kebijakan tidak bisa
dilaksanakan ditingkatan bawah.
Memperbaiki sistem itu memang sama
dengan mengurai benang kusut yang membutuhkan kesabaran dan waktu yang cukup
lama. Tapi kita perlu menginggat bahwa sistem pendidikan adalah sistem yang
bekerja pada manusia. Sifat manusia pada dasarnya adalah dinamis sehingga perlu
sistem yang fleksibel untuk mengikuti kedinamisan manusia. Pendidikan kita saat
ini mungkin tidak akan relevan lagi bagi cucu dan buyut kita dimasa mendatang.
Seorang pendidik sejati, Rasulullah Muhammad SAW pernah mengingatkan bahwa
"Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya".
Yang perlu diingat bahwa siswa atau
anak-anak kita bukanlah obyek pendidikan tapi mereka juga adalah subyek
pendidikan dimana dalam konsep pendidikan sejati bahwa semua orang harus
belajar dan terus belajar. Tetaplah merasa hijau (ever green) karena kalau
sudah merasa matang maka ciri-cirinya ia akan segera busuk. Apalagi dalam salah
satu ajaran agama islam bahwa menuntut itu hukumnya wajib dari sejak dibuaian
ibu sampai akan memasuki liang lahat. Sistem pendidikan yang paling baik
tentunya yang dapat mengikuti perkembangan zaman artinya pendidikan kehidupan
life skill education adalah yang paling tepat. Melihat fenomena yang ada
berbagai alternatif pendidikan muncul dari homeschooling sampai ada sekolah
alam.
Yang terakhir ini idenya sangat brilian
dan cukup menjadi alternatif yang banyak dikejar oleh orang tua. Dengan
konseptor Bpk Lendo Novo beliau melihat bahwa sistem pendidikan yang baik
adalah yang kembali kepada alam atau dalam istilah beliau berguru kepada alam.
Dengan konsep teladannya juga mengacu pada orang yang sukses dunia dan akhirat
yaitu Rasulullah SAW. Memang dalam perjalanannya sekolah alam banyak mendapat
sorotan. Bahkan untuk mendapat izin pendirian dari Dinas Pendidikan saja sangat
sulit dan memang dipersulit. Tetapi salutnya sekolah ini tetap bisa berjalan
dan eksis untuk turut serta untuk meningkatkan dan memajukan pendidikan di
Indonesia.
Pendidikan merupakan aplikasi dari
filsafat antropologi atau filsafat yang menelusuri makna manusia. Aspek
kemanusiaan (baca : humanistik) dalam pendidikan perlu mendapat perhatian
intens dalam merumuskan konsepsi pendidikan yang bermoral. Yakni, konsepsi
pendidikan yang menitikberatkan pada pembentukan karakter yang berkepribadian
luhur dan mulia (character Building).
H.A.R Tilaar dalam bukunya Manifesto
Pendidikan Nasional, mengungkapkan hakikat pendidikan adalah proses
memanusiakan manusia yaitu menyadari akan manusia yang merdeka. Manusia yang
merdeka hidup membudaya. Pendidikan harus mendorong manusia, yang dibesarkan
dalam habitusnya, untuk menciptakan dan merekonstruksi budayanya itu sendiri.
Manusia membentuk budaya. Untuk
memenuhi kebutuhannya, manusia diberikan daya kreatifitas untuk berproduksi
secara bijaksana, bukan secara rakus. Manusia mengelola alam, bukan merusaknya.
Dalam hidup dengan sesamanya, bersikap hormat dan mengasihi, bukan dengan
diskriminasi dan penindasan. Mengusahakan perdamaian, bukan menyulut
peperangan. Sebagai pemegang otoritas, manusia menegakkan keadilan dan
menjalankan hukum.
Pendidikan yang berhasil adalah
pendidikan yang membentuk manusia-manusia seperti ini, manusia yang hidup
sebagai manusia, bukan sekedar “mur-baut” bagi mesin ekonomi. Suatu tugas yang
berat memang, tetapi agung.
Pendidikan bukan sekedar proses
transmisi pengetahuan dari seseorang kepada yang lainnya (transmiting the
message from one people to another), -dimana pendidikan semacam itu tidak lebih
dari upaya doktrinisasi dogma-dogma yang mengarah pada keterpaksaan kesadaraan-
lebih jauh pendidikan merupakan ikhtiar transformasi tindakan yang
teraktualisasikan dalam perbuatan yang disadari dan berorientasi nilai. Sebuah
proses penyadaran humanistis yang tidak sekedar intelektual contagion
(pewarisan intelektual), melainkan pula memberikan ketenangan batini sehingga
berimplikasi dalam kehidupan sosial-nyata.
pendidikan yang dimaksud yakni sebuah
upaya perwujudan system pendidikan berkarakter yang didasarkan pada kepekaan
social, integrasi intelektual dan pemeliharaan spiritual. Ketiga elemen penting
tersebut merupakan bagian dari nilai-nilai yang harus senantiasa ada
dalam proses transfer ilmu, proses pendidikan. Kalau memang ketiga elemen itu
dapat di bangun, niscaya pendidikan moral di lingkungan kita adalah sebuah
harapan besar yang akan terwujud dengan adanya kesadaran dari berbagai pihak.
B. Membentuk Manusia yang Terdidik
MANUSIA merupakan makhluk Allah
SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan makhluk
lainnya. Karena manusia diciptakan Allah SWT memiliki kelebihan yakni akal.
Dengan akal Manusia mampu merubah alam semesta ini untuk membawa kemaslahatan
manusia lainnya, dengan akal manusia menjadi terdidik, mulia, berkarya dan
sebagainya. Manusia terdidik tentunya akan mampu membawa perubahan mendasar
terhadap hidup dan kehidupan dirinya ataupun untuk kehidupan manusia lainnya.
Oleh sebab itulah, disebutkan bahwa
pendidikan merupakan sebuah hakiki dan hak azazi bagi setiap manusia. Bahwa
pendidikan adalah persoalan khas manusia. Artinya, dengan pendidikan manusia
bisa melangsungkan kehidupannya dalam mencapai tujuan. Untuk itu, mutlak
diperlukan suatu perkembangan.
Dalam rangka menciptakan
perkembangan, mutlak harus dilakukan perubahan-perubahan. Untuk membuat
perubahan, manusia harus me-miliki daya kompetensi (keahlian), kecakapan
(capability), dan keterampilan (skill) hidup. Ketiganya berakar dari potensi
kodrat yang ada di dalam diri manusia, berupa rasa, karsa, dan cipta. ‘Rasa’
berhubungan dengan wawasan hidup, ‘karsa’ berhubungan dengan dorongan hidup,
dan ‘cipta’ berhubungan dengan kreativitas hidup.
C. Dampak Penyalahgunaan Pendidikan
Banyak posisi atau tempat yang
ada dalam masyarakat kita sekarang diurus oleh orang yang bukan ahlinya
sehingga jelas mereka tidak dapat melaksanakannya,karena latar belakang
keilmuannya tidak sesuai dengan bidangnya. Lihat saja berita surat kabar
setiap hari membeberkan bacaan yang menarik tenteng korupsi,penyalahgunaan hak
dan wewenang,gila kuasa,ingin kaya mendadak intimidasi dan sejenisnya.ketidakadilan
sudah membumi,korupsi dan penjenayah terjadi dimana-mana dan uang rakyat dan
uang negara dicuri baik di setiap lembaga negara maupun masyarakat.
Ini terjadi dimana-mana dan yang
paling banyak dilakukan oleh pejabat negara atau orang yang terdidik yang
mempunyai kapasitas pendidikan yang lumayan. Hampir setiap hari surat kabar melansir
berita-berita miring terhadap pelaku korupsi dan penyalahgunaan
Hak dan wewenang yang semua itu dimonopoli oleh pejabat
negara. Misalnya,mulai dari hakim,jaksa,KPK,Gubernur,Bupati,Walikota,Kepala
Dinas hingga Kepala Desa sekalipun.
Apabila manusia memilih pemimpin yang
tidak sesuai profesionalitasnya maka kecenderungan untuk berbuat salah dan
sewenang-wenang pasti akan terjadi karena orang-orang yang diberikan amanah itu
bukan melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuannya. Akan tetapi kebanyakan
mereka telah jauh memasuki wilayah-wilayah yang bukan haknya. Inilah masa
kehancuran yang sedang kita hadapi di negara tercinta ini.orang-orang yang
level kepemimpinannya atau keilmuannya untuk mengurus satu keluarga
dipercayakan untuk mengurus negara dan bangsa sehingga mereka menjadi korban
anak buah yang lebih berpengalaman dan cerdik untuk memperpendek masa
kepemimpinannya.
Inilah yang terjadi di negeri ini.
Semua kehancuran akhlak dan kedhaifan iman yang mereka miliki. Kebanyakan
manusia sudah menuhankan nafsu sebagai pengendali diri mereka. Akhlak Nabi SAW
ditukar kepada akhlak Yahudi,sehingga semua perbuatan dianggap halal menurut
versi mereka.ini penyakit kronis yang layaknya harus diamputasi secepat mungkin
agar tidak menyebar ke bagian tubuh yang lain. Sayangnya para koruptor
besar selalu bebas murni dan terus menghirup udara segar diluar terali besi
karena di back-up dengan uang dan bagi hasil uang haram itu dengan pihak-pihak
yang berwenang. Namun ketika yang melakukan kesalahan itu rakyat kecil mereka
wajib mendekam dalam hotel berali besi karena tidak sanggup membagi kue haram
yang tersisa.
Inilah manusia yang menantikan kiamat
kubra. Demikian rapuhnya iman jika berhadapan dengan uang atau materi. Demikian
lemahnya iman apabila berhadapan dengan wanita cantik dan jabatan basah.
Iman diperjual belikan dengan sejumlah rupiah dan dolar,agama digadaikan demi
jabatan dan kemewahan dunia,marwah dipermainkan,harga diri luluh lantak dan
berantakan sesuai dengan keharaman yang tidak jelas ujung pangkalnya. Inilah
nuansa kehidupan manusia yang beradab di tengah-tengah umat yang sedang hancur
peradabannya.
Tetapi ingatlah tidak banyak orang atau
sahabat yang akan mampu membesuk kita ketika berada dalam sel atau penjara.
Banyak kawan ketika kita sedang berkuasa dan memiliki uang dan harta tetapi
sedikit sekali kawan yang hadir ketika kita kita susah dan merana.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Memanusiakan
manusia pada zaman sekarang sudah sulit ditemukan. Ini karena penyalahgunaan
pendidikan dan sistem pendidikan yang kurang diperhatikan. Penyalahgunaan
pendidikan oleh orang yang memiliki status di masyarakat maupun negara dapat
menimbulkan kesengsaraan bagi kaum pribumi, yang kaya tambah kaya dan yang miskin
tambah miskin.
Untuk membentuk
manusia yang dapat memanusia lain kita harus memberikan system pendidikan
berkarakter yang didasarkan pada kepekaan social, integrasi intelektual dan
pemeliharaan spiritual. Ketiga elemen penting tersebut merupakan bagian dari
nilai-nilai yang harus senantiasa ada dalam proses transfer ilmu, proses
pendidikan.
Salah
satu ciri orang terdidik adalah menjadi manusia yang beradab dan untuk
mewujudkan itu dibutuhkan kemauan dan tindakan yang nyata dari manusia itu
sendiri untuk membentuk masyarakat yang lebih beradab.
DAFTAR
PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar